JURNAL BAHASA INDONESIA
“Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Otak”
OLEH
ALIFA NISA HUZAIFA
KELAS
1A
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MUSIK TERHADAP KECERDASAN OTAK
ALIFA NISA HUZAIFA
PENDIDIKAN BAHASA JEPANG,FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA,UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstrak: Judul jurnal ini adalah “Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Otak” . Penulisan jurnal ini hendak menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana pengaruh musik bagi kecerdasan otak manusia . Berdasarkan permasalahan tersebut di atas , penulisan jurnal ini menetapkan tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh musik terhadap kecerdasan otak . Metode yang penulis gunakan dalam jurnal ini adalah metode kepustakaan . Setelah pemaparan teori yang berhubungan dengan permasalahan , maka dapat disimpulkan bahwa musik merupakan salah satu alternatif untuk membuat cerdas otak kita , berbagai macam musik yang beragam dapat membuat otak kita berkembang , salah satu jenis musik yang cocok bagi otak kita adalah musik klasik , akan tetapi dampak negatif musik amatlah berbahaya . Saat kita belajarpun apabila menggunakan musik sebagai panduan belajar juga dapat mempermudah kita Jadi konsumsilah musik sesuai kemampuan otak kita , apabila kita terlalu sering mengkonsumsi musik akan berbahaya juga pada otak kita . Musik secara alami bisa memberikan stimulasi multi-indera dan cara yang efektif untuk mengobati gangguan seperti stroke. Serta membantu melindungi otak terhadap penurunan kognitif,
Kata Kunci: Musik , Cerdas , Otak , Gelombang , Pengaruh , Emosi , Suara , Seni
1.Pendahuluan
Pada kebiasaan masyarakat umum biasanya, banyak sekali orangtua yang menuntut anaknya agar menjadi lebih pintar dan berprestasi untuk membanggakan orangtua. Padahal tingkat kecerdasan otak setiap orang berbeda, tergantung pada cara masing-masing orang tua dalam mengasah atau mengembangkan potensi kecerdasan anak, dan pemberian asupan gizi yang sesuai, serta tergantung pada potensi anak itu sendiri . Masyarakat mungkin telah mengetahui, bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan dan daya konsentrasi seseorang. Tetapi banyak juga diantaranya yang masih belum mengetahui, apakah ada bahaya atau efek samping dari terapi musik dalam meningkatkan kecerdasan dan daya konsentrasi seseorang.
Dalam penelitian kali ini saya akan membahas tentang Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Otak . Di era yang serba modern seperti saat ini, banyak sekali cara-cara yang diterapkan sebagai bentuk usaha dalam peningkatan kecerdasan otak seseorang. Salah satunya melalui terapi musik. Dikalangan masyarakat cara seperti ini mungkin sudah tidak asing lagi, banyak orangtua yang menerapkan terapi ini pada anaknya untuk memicu kecerdasan otak anak serta meningkatkan daya konsentrasi. Alasan saya mengapa mengangkat topik tersebut, karena saya ingin mengetahui apa saja pengaruh musik terhadap tingkat kecerdasan seseorang. Saya juga ingin mengetahui apa bahaya atau efek samping, serta tingkat keefektifan dari terapi musik dengan kecerdasan setiap orang terutama pada anak SMA. Apalagi pada zaman seperti sekarang, menuntut generasi muda agar menjadi generasi yang cerdas dan tangkas, dan siap turut andil dalam pembangunan negara.
Oleh karena itu , berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis yang berjudul “Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Otak” .
2. Isi (Tinjauan Kepustakaan)
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.
A. KonsepKecerdasan
Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif (David W echler:2006). Sedangkan menurut Stockton (2006) kecerdasan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi proses memilih yang berprinsip pada kesamaan (similarities). Spearman (2006) memutuskan bahwa seluruh aktivitas intelektual tergantung pada suatu bagan yang disebut faktor G (general faktor).Namun tak kalah penting juga faktor Siswa (spesifik factors) sebagai pendukung. Faktor guru menggambarkan aspek-aspek umum sedangkan faktor S adalah aspek yang unik dan given. Salah satu definisi kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah yang dikemukakan oleh Wechsler. Ia menganggap kecerdasan adalah konsep genetik yang melibatkan kemampuan individu untuk berbuat dengan tujuan tertentu.
B. Kognitif dan Musik
Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu. Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain.
Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika,bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Selain itu juga, Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.
Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.
C . Musik dan Kecerdasan Emosi
Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.
Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu. Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Remaja, merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi remaja.Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat
berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu). Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
D. Pengaruh Musik Pada Kecerdasan Otak
IQ (Intelegent Quotien), EQ (Emotional Quotien) dan SQ (Spiritual Quotien) berpengaruh sangat besar pada proses perkembangan kecerdasan seorang anak. Pada Musik, IQ, EQ, SQ dapat diibaratkan seperti beat, irama, dan melodi. Anak yang sejak dalam kandungan terbiasa didengarkan musik biasanya kecerdasan emosional dan intelegensinya lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring" (musik rock atau dangdut misalnya) akan lebih baik pilih lagu yang lembut dan bernuansa rohani keagamaan. Tingkat kedisiplinan dan daya serap (mudah menghafal) anak yang sering mendengarkan musik juga biasanya lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik (tentunya dilakukan dengan pembiasaan).Eillen Rahman dalam suatu seminar menjelaskan mengenai perasaan seseorang tentang musik."Musik sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia untuk menjadi satu kesatuan yang harmony diperlukan keseimbangan pengaruh, "Beat berpengaruh pada tubuh, ritme berpengaruh pada jiwa, sedangkan melodi berpengaruh pada roh". Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam musik rock. Bisa dipastikan tidak ada orang dewasa maupun anak2 yang sehat bila mendengar musik rock tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang, bahkan cenderung lepas kontrol. Bahkan trend "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala yang kencang (saat ini dipopulerkan oleh trio macan dengan music dangdut rocknya) mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Namun jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama yang teratur. Perasaan kita akan lebih baik dan terasa lebih nyaman. Bahkan rumah sakit baik di dalam maupun luar negeri banyak yang memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya terutama pada proses operasi. Itu merupakan salah satu bukti, bahwa irama sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan melodi sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horror yang membuat bulu kuduk kita berdiri atau film sedih, selalu terdengar melodi yang terkesan mistis dan menyayat hati, Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan melodi yang seakan2 membawa roh manusia keluar dari alam duniawi sehingga sampai menitikkan air mata.Pada olah raga yoga, musik diperoleh dari suara-suara alam disekelilingnya seperti pegunungan atau pantai, sekarang ini yoga menjadi trend sebagai olahraga yg digandrungi artis2 karena terbukti dapat mengurangi stress dan menyegarkan tubuh. Oleh karena itu kecerdasan dalam memilih musik merupakan hal terpenting bagi manusia untuk menghasilkan pribadi yang behavior.
MUSIK bagi dunia pendidikan di Indonesia mungkin dianggap hal yang tak penting, tetapi tahukah anda bahwa musik dapat membantu manusia itu untuk lebih berkonsentrasi dalam setiap kegiatan, mengoptimalkan kemampuan dalam dirinya, pembentuk karakter dan dapat membantu manusia itu untuk mengendalikan emosinya.Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada “miring” atau fals. kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik, selain itu juga musik dapat membantu pola pikir semakin kreatif dan inovatif serta daya imajinasi yang semakin meningkat.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia”.
Anak yang sejak dalam kandungan terbiasa didengarkan musik biasanya kecerdasan emosional dan intelegensinya lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan oleh anak. Tidak saja meningkatkan kognisi anak secara optimal, juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri. Gordon Shaw dari Universitas California, Los Angeles, membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok: Belajar Musik, Belajar Komputer, dan Belajar Keterampilan. Ternyata kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga.
Unsur-unsur musik yang dapat berpengaruh dalam mencerdasan anak antara lain, musik yang mengandung nada pendek dan panjang nilai ketukan (tanda birama), potensi tinggi rendah nada, dinamika, transpla suara (mengukur ketinggian nada dari satu nada ke nada yang lain). Dengan unsur-unsur tersebut anak belajar matematika dan mengekpresikan nada tinggi dan rendah yang berbeda-beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi. Selain itu, melalui syair dari lagu-lagu yang sederhana, dapat merangsang untuk mencari kalimat-kalimat yang lain. Seperti lagu yang sederhana yakni balonku ada lima, naik-naik ke puncak gunung, dapat diterapkan lebih meningkat ke lagu-lagu atau bentuk-bentuk yang lebih sulit seperti I have a dream, dan You raise me up. Manfaat belajar musik yang akan dirasakan oleh antara lain manfaat bersosialisasi, melatih empati dan menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan–gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak, serta melatih gaya belajar anak yang disesuaikan dengan usia anak. Sedangkan alat musik yang direkomendasikan antara lain, organ dan piano. Dentingan kedua alat musik ini bisa merangsang otak anak untuk lebih berkreasi. Tidak hanya dua alat musik itu saja, biola dan alat gesek tradisional, seperti kecapi juga kian banyak diminati, karena manfaat yang di dapat.
Hubungan antara Musik dan Otak yang Belum diketahui Banyak Orang
Sudah lama diketahui bahwa musik bisa membantu menenangkan. Tapi jika seseorang bisa memainkan salah satu alat musik maka manfaatnya bertambah, yaitu mencegah otak agar tidak cepat tua.Bukti-bukti menunjukkan belajar bermain alat musik dan terus berlatih sambil bermain bisa memberikan manfaat mental sepanjang hidup serta memberikan pengaruh positif bagi pendengaran.Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan bermain alat musik bisa mengurangi efek penurunan mental yang berhubungan dengan penuaan, sehingga membuat otak tidak cepat tua.Jika seseorang belajar musik dari kecil hingga dewasa maka ia memiliki memori dan kemampuan kognitif yang lebih baik dibanding non-pemusik. Serta jika bisa bertahan hingga usia lanjut dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan menetralisir dampak negatif dari usia."Perilaku dapat mengubah otak Anda. Di masa kecil yang mana saat otak masih berkembang, belajar alat musik dan terus bermain bisa meletakkan dasar untuk manfaat yang besar dikemudian hari," ujar penulis studi Brenda Hanna-Pladdy dari Emory University di Atlanta, seperti dikutip dari HealthDay, Selasa (7/8/2012).
Hanna-Pladdy menuturkan jika seseorang baru belajar alat musik saat usia pertengahan atau dewasa dan rutin bermain, maka ia tetap akan mendapatkan manfaat pencegahan penuaan otak meski tidak sebesar orang yang bermain sejak kecil.Studi ini melibatkan 70 orang baik musisi maupun yang bukan dan dievalusi dengan melakuakn res neuropsikologi serta disurvei mengenai gaya hidupnya secara umum. Diketahui otak dari musisi ini tidak cepat tua karena memiliki nilai lebih tinggi pada tes ketajaman mental, meori verbal, daya ingat dan ketangkasan motorik.
"Musik secara alami bisa memberikan stimulasi multi-indera dan cara yang efektif untuk mengobati gangguan seperti stroke. Serta membantu melindungi otak terhadap penurunan kognitif," ujar Hanna-Pladdy.
Penelitian di China
BEIJING - Peneliti dari University of Electronic Science and Technology di Chengdu, China, mengembangkan metode untuk mentransformasikan gelombang otak menjadi musik. Metode ini mengusung pendekatan bahwa gelombang otak manusia dapat "menulis" sebagaimana komposer musik.Dilansir Redorbit, Jumat (16/11/2012), menurut penelitian mereka yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE. Peneliti mampu menggunakan electroencephalogram (EEG) untuk menciptakan pitch dan durasi dari sebuah note (nada). Selain juga memanfaatkan magnetic resonance imaging (fMRI) untuk mengontrol intensitasnya.Peneliti mengatakan dalam laporannya, musik yang dihasilkan melalui proses remixing gelombang otak merupakan kerja otak sebagai seni. Ini menyediakan sebuah platform bagi para ilmuwan dan seniman untuk bekerjasama untuk lebih memahami hubungan antara musik dan otak manusia.Pada awalnya, para peneliti menggunakan EEG hanya untuk membuat musik berdasarkan serangkaian algoritma.
Namun, intensitas musik berubah dengan cepat dan tiba-tiba. Sehingga, sangat berbeda dari musik yang dimainkan secara langsung oleh manusia.Untuk mengoreksi perubahan yang cepat dalam intensitas note (nada) tersebut, peneliti memperluas informasi dari sinyal EEG dengan informasi yang berasal dari sinyal fMRI. Mereka menggunakannya untuk memodulasi intensitas musik.Lebih lanjut peneliti mengatakan, mereka menggunakan sinyal yang terpisah karena pitch dan intensitas nada dalam musik adalah independen satu sama lain. Para peneliti juga berupaya menemukan cara untuk menciptakan musik yang harmonis, karena beberapa algoritma bisa mengubah gelombang otak ke dalam sinyal yang tidak beraturan.
Untuk menghasilkan suara yang harmonis dan mudah dikenali, para ilmuwan memutuskan untuk menerima bahwa musik mereka harus berada dalam skala bebas. Dengan menggabungkan data EEG dan fMRI, penulsi penelitian mengungkapkan bahwa musik yang mereka hasilkan lebih mencerminkan aktivitas fungsional dari otak manusia. Mereka juga mengatakan, hal ini bisa mengarah pada peningkatan diagnosis klinis di masa depan.
Bukti Hubungan Musik dan Otak
Sesungguhnya manusia adalah mahluk yang ritmik. Ada siklus gelombang pada otak, siklus tidur, denyut jantung, sistem pencernaan, dan lain-lain yang kesemuanya bekerja dalam satu ritme. Fenomena ritmik ini bukan hanya terjadi pada manusia, tetapi pada hampir semua mahluk hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan. Bila ada gangguan terhadap ritme tubuh ini, maka dapat terjadi berbagai penyakit, seperti diabetes, kanker, dan gangguan pernapasan. Peneliti David A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh. Sumber makanan otak kita didapat dari gula dalam darah, namun bila darah lebih banyak dialirkan ke organ lainnya, maka otak akan kekurangan gula. Dengan demikian daya pikir dan pertimbangan moral juga menjadi tumpul. Tidak heran bila orang mendengar musik rock dalam sebuah konser, mereka dapat berbuat apa saja, tanpa pertimbangan. Jantung manusia berdenyut 70-80 kali per menit dengan teratur, denyut jantung bila didengar dengan stetoskop akan berbunyi DUG-dug-…… Bunyi pertama lebih keras, bunyi kedua lebih lemah, diikuti fase istirahat. Musik yang baik memiliki ritme DUG-dug-DUG-dug untuk 4/4 dan DUG-dug-dug untuk 3/4. Ini adalah jenis irama yang sehat, karena sesuai dengan ritme tubuh. Musik rock memiliki ritme yang terbalik, dug-DUG-dug-
DUG. Ritme yang lebih keras jatuh pada ritme ke-dua dan ke-empat. Atau dug-dug-DUG, sehingga ritme keras jatuh pada ritme ke-tiga, dikenal dengan istilah “back beat”/anapestic beat. Ritme keras bahkan dapat jatuh pada sembarang tempat, disebut sebagai “break beat”. Ritme demikian berbahaya bagi tubuh, karena berlawanan dengan ritme tubuh yang sehat.
Menurut John Diamond, seorang dokter di New York, ritme yang berlawanan dengan ritme tubuh akan mengganggu sinkronisasi antara kedua sisi otak, dengan demikian simetri antara otak kiri dan kanan tidak ada lagi. Ia mencoba memperdengarkan musik rock pada pekerja pabrik, ternyata produktivitas menurun. Dibutuhkan jenis musik dengan ritme tertentu untuk dapat meningkatkan produktivitas pekerja, bila musik yang dipilih salah, maka pasti akan berefek buruk. Dalam laboratorium ia mencoba memberi beban pada lengan pria dan ternyata mampu menahan sampai 45 pound. Namun bila musik rock didengarkan, maka kemampuan itu menurun. Peneliti lain dari Stanford University mencatat hubungan antara otak, otot dan musik untuk menghasilkan pekerjaan yang baik. Sebuah alat mengukur gelombang elektrik dari otot para wanita pekerja; musik didengarkan dan gelombang otot dicatat. Musik dengan ritme tidak teratur menghasilkan gelombang elektrik otot yang tampak seperti orang yang tidak pengalaman bekerja dengan tangannya. Namun dengan musik yang ritmenya teratur, gelombang elektriknya menunjukkan gelombang seperti pekerja yang pengalaman, sehingga efisiensi kerja bertambah.
Peneliti lain mencoba merekam gelombang otak selama diperdengarkan ritme anapestic, terjadi gangguan pada gelombang alfa otak, sehingga terjadi “switching”. Switching adalah sebuah fenomena yang timbul pada orang dewasa yang sakit jiwa/gila
(skizofrenia), di mana orang tersebut akan menjadi seperti anak kecil dan berjalan seperti hewan melata/reptil (merangkak dengan kaki-tangan bersamaan sisi, yang seharusnya berlawanan). Bila hubungan otak kanan dengan kiri berjalan normal, maka seperti bayi normal akan merangkak dengan kaki-tangan berlawanan sisi. Gerakan orang yang mendengar musik rock sering “bopping”, yang juga merupakan gerakan sesisi/homolateral. Ternyata tidak semua musik rock memiliki ritme anapestik, musik klasikpun ada yang memiliki ritme demikian. Finale pada lagu Rite of Spring dari Igor Stravinsky, memiliki ritme ini. Pada pertama kalinya lagu ini dimainkan dalam konser di Paris tahun 1913, terjadi kerusuhan dan pengrusakan gedung konser. Hanya dalam waktu 10 menit telah mulai terjadi perkelahian.
Peneliti lain menggunakan tikus sebagai subyek penelitian. Studi ini dilakukan dengan memperdengarkan musik dengan bunyi yang tidak beraturan dan dengan suara drum yang terus menerus. Tikus-tikus ini pada akhirnya bukan saja mengalami kesulitan belajar dan gangguan memori, namun juga perubahan struktur sel-sel otak. Neuron menunjukkan adanya kerusakan “wear and tear” karena stress. Diambil suatu kesimpulan, bahwa ritme-lah yang dapat mengganggu keseimbangan otak, bukan melodi atau harmoni. Setiap mahluk hidup memiliki ritme, bila harmoni ritme ini diganggu oleh suatu disharmoni, maka akan timbul efek yang merusak. Nordwark (1970) dan Butler (1973) melaporkan bahwa stimulasi auditorik yang terjadi terus menerus akan menyebabkan terjadinya adaptasi. Suara kereta yang terus menerus akan menyebabkan respons inhibisi/menghambat pada sistem pendengaran. Reaksi adaptasi ini terjadi dalam waktu 3 menit dan baru dapat hilang setelah periode pemulihan selama 1-2 menit. Musik bila akan digunakan sebagai pengobatan, harus mampu merangsang pelepasan endorfin. Bila terjadi inhibisi, maka proses ini tidak terjadi.
3. PENUTUP
A . SIMPULAN
Musik merupakan salah satu alternatif untuk membuat cerdas otak kita , berbagai macam musik yang beragam dapat membuat otak kita berkembang , salah satu jenis musik yang cocok bagi otak kita adalah musik klasik , akan tetapi dampak negatif musik amatlah berbahaya . Saat kita belajarpun apabila menggunakan musik sebagai panduan belajar juga dapat mempermudah kita Jadi konsumsilah musik sesuai kemampuan otak kita , apabila kita terlalu sering mengkonsumsi musik akan berbahaya juga pada otak kita . Musik secara alami bisa memberikan stimulasi multi-indera dan cara yang efektif untuk mengobati gangguan seperti stroke. Serta membantu melindungi otak terhadap penurunan kognitif,
B. SARAN
Dari artikel yang saya baca , banyak orang tua yang melarang anaknya belajar sambil mendengarkan musik . Sebaiknya orang tua tidak menentang atau membatasi bagi anaknya yang belajar sambil mendengarkan musik karena dengan mendengarkan musik akan membantu anak untuk meningkatkan konsentrasi bahkan menstimuli kecerdasan anak. Melihat manfaat terapi musik sangat positif dan sangat mendukung terhadap kecerdasan anak, maka tidak ada salahnya para orang tua memilih terapi kecerdasan otak untuk anaknya namun untuk hasil yang optimal, perlu memilih musik yang bernada lembut dan harus proporsional sehingga tidak menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan.
Kepustakaan: Hamonagan , Salomon .(2006) “Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Manusia”.[Online].Tersedia: http://opini.berita.upi.edu/2013/01/15/pengaruh-musik-terhadap-kecerdasan-manusia,http://id.wikipedia.org/wiki/Musik yang direkan pada 15 Jan 2013.[27 Desember 2014].
Fauzi, Luthfi Seli.(2004). “Konsep Kecerdasan”.[online].Tersedia: http://www.mariat-mariats.blogspot.com yang direkam pada Des 2009.[27 Desember 2014].
Hilmi, Yusef J.(2006).”Kognitif dan Musik”.[Online].Tersedia: http://www.gizi.net yang direkam pada Des 2009.[27 Desember 2014].
Aemilia, Sondang, dr.(2008). “Musik dan Kecerdasan Emosi”.[Online].Tersedia:http://gizi.netdia yang direkam pada Des 2009. .[27 Desember 2014].
Andaka, Deddy.(2009). “Pengaruh Musik Pada Kecerdasan Otak”.[Online].Tersedia: http://www.mediaindo.co.id yang direkan pada Des 2009.[27 Desember 2014].
Nina,Tananya .(2008). “Pengaruh Musik Pada Kecerdasan Otak”.[Online].Tersedia: http://prajnamita-manindhya.blogspot.com/2010/02/pengaruh-musik-terhadap-kecerdasan-otak.html yang direkan pada Feb 2008.[27 Desember 2014].
Lina,Nana.(2010). “Pengaruh Musik Pada Kecerdasan Otak”[Online]Tersedia:http://postkj.blogspot.com/2010/05/pengaruh-musik-pada-kecerdasan-otak.html yang direkam pada Juni 2010.[27 Desember 2014]
Denda,Apip.(2011). “Hubungan Antara Musik Dan Otak”.[Online].Tersedia:http://yoowislah.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-musik-dan-otak.html yang direkan pada Mei 2011.[27 Desember 2014]. Idan,Narya.(2009). “Musik dan Otak”.[Online].Tersedia:http://techno.okezone.com/read/2012/11/16/56/719066/redirect yang direkan pada Feb 2009.[27 Desember 2014].
Sari, Nur Rahadian. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Bogor: Kharisma Buka Aksara.
Campbell,Don.2001.Efek Mozart.Indonesia: PT. Gramedia Pustaka Utama.
H,Daniel.2008. Misteri Otak Kanan Manusia.Indonesia:Diva Press.
Musbikin,Iman.2009. Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak.Indonesia:Diva Press.
H,Daniel.2008.Buku Pintar Otak Kanan Manusia.Yogyakarta:Diva Press.
4. Penulis : Penulis lahir di Bandung , 5 Mei 1996 bernama lengkap Alifa Nisa Huzaifa , anak ke 1 dari 2 bersaudara , anak sulung dari Giyarno dan Erni Nurhayati ini berjenis kelamin perempuan , beragama islam , dan bertempat tinggal di Jalan Raya Lembang No.215 . Sejak kecil penulis tinggal di Bandung .Penulis bercita-cita menjadi Dokter , baginya Dokter adalah sebuah profesi yang mulia karena dapat membantu orang yang sedang kesulitan , cita-cita menjadi Dokter telah menjadi impiannya sejak kecil , penulis memang merasa bahagia apibila dapat membantu sesama manusia , karena sedari kecil orang tua penulis selalu mengatakan bahwa hal yang terbaik bagi mereka adalah dapat menjadi orang yang bermanfaat dan dapat membantu sesama manusia , apalagi yang sedang kesulitan . Selain menjadi Dokter , penulis bercita-cita menjadi seorang dosen,sekarang penulis sedang menempuh pendidikan bahasa jepang UPI S1, walaupun cita-citanya sebagai dokter tidak tercapai tapi cita-citanya sebagai seorang pengajar sudah didepan matanya. Hobinya adalah menonton , membaca dan mendengarkan musik.
Sebelumnya , riwayat pendidikan penulis bersekolah di TK Bhayangkari 19 pada tahun 2002-2003 , SDN 2 LEMBANG pada tahun 2003-2009 , SMPN 1 LEMBANG pada tahun 2009-2011 , SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG , dan sekarang PENDIDIKAN BAHASA JEPANG S1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA .
Penulis berharap jurnal yang ia buat dapat bermanfaat, juga pendidikannya dapat segera selesai dan dapat bekerja ditempat yang diidamkan.
Penulis
Alifa Nisa Huzaifa
Post a Comment
Post a Comment