Struktur Otak

Otak merupakan organ maha rumit yang memiliki banyak bagian dan fungsi yang spesifik dan berbeda‐beda. Secara garis besar, otak dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem). Bagian‐bagian tersebut masih dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Ruang antar bagian dibatasi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sementara bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak (Pinel, 2009).

=> Otak bagian belakang  

Otak bagian belakang (hindbrain) terletak di bagian belakang tengkorak kepala, merupakan bagian terbawah otak. Tiga bagian utama otak bagian belakang adalah medula, pons, dan serebelum ( Kalat,2010; King, 2010)

1)   Medula (medulla) mengatur beragam reflek penting, seperti bernafas, laju denyut jantung, pengeluaran saliva, batuk, bersin (Kalat, 2010), dan juga berbagai reflek yang memungkinkan seseorang mempertahankan postur tegak (King, 2010).

2)   Pons terlibat dalam mengendalikan kegiatan di antaranya, tidur, terjaga, dan bermimpi (Wade & Tavris, 2007).

3)   Serebelum (cerebellum) atau sering disebut  ʺotak kecilʺ  merupakan struktur yang berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan yang terletak pada otak bagian belakang otak. Serebelum berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan mengatur otot agar dapat bergerak lancar dan tepat. Individu yang mengalami kerusakan serebelum menjadi ceroboh dan kehilangan keseimbangan.
Individu mungkin akan kesulitan menggunakan pensil, menjahit dengan jarum, atau bahkan berjalan. Struktur ini juga terlibat dalam proses mengingat sejumlah ketrampilan sederhana dan reflek‐reflek yang dipelajari (Daum & Schugens, Krupa et al., dalam Wade & Tavris, 2007).

=> Otak bagian tengah  

Otak bagian tengah (midbrain), yang terletak antara otak belakang dan otak depan, merupakan wilayah dengan banyak sistem serat saraf naik dan turun untuk berhubungan dengan bagian otak yang lebih rendah dan lebih tinggi (Prescott & Humpries, dalam King, 2007). Kemampuan untuk memperhatikan suatu objek secara visual, misalnya dikaitkan dengan satu ikat neuron di dalam otak tengah (King, 2010).
Dua sistem dalam otak tengah mendapat perhatian khusus. Pertama adalah formasi retikularis (reticular formation), kumpulan neuron yang membaur terlibat dalam pola‐pola perilaku, seperti berjalan, tidur, atau berbalik untuk memperhatikan suara yang datang tiba‐tiba (Alemdar et al., McCarley, dalam King, 2010). Sistem lainnya terdiri atas kelompok kecil neuron yang menggunakan neurotransmiter serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Meskipun kelompok ini mengandung sel yang
relatif sedikit, mereka mengirim akson kepada berbagai wilatah otak (King, 2010).

Suatu wilayah yang disebut batang otak (brain stem) meliputi bagian otak belakang (tidak termasuk serebelum) dan otak tengah, disebut demikian karena bentuknya seperti sebuah batang. Melekat
mendalam di dalam otak, batang otak berhubungan dengan sumsum tulang belakang bagian ujung bawah dan kemudian membentang ke atas untuk membungkus formasi retikularis di otak tengah.

Bagian otak paling purba, batang otak berkembang lebih dari 500 juta tahun yang lalu (Carter, dalam King, 2010). Kumpulan sel‐sel di dalam batang otak menentukan kewaspadaan dan mengatur fungsi bertahan hidup mendasar, seperti bernafas, detak jantung,dan tekanan darah (Rollenhagen & Lubke, dalam King, 2010).

=> Otak bagian depan  

Otak bagian depan (forebrain) adalah paling terlihat, terdiri dari dua belahan, satu di kanan dan satu di kiri, merupakan tingkat tertinggi otak manusia (Kalat, 2010 ; King, 2010). Struktur otak depan yang terpenting adalah sistem limbik, talamus, ganglia basalis, hipotalamus, dan korteks
serebrum (King, 2010).

1) Sistem limbik (limbic system)

Limbik berasal dari istilah Latin yang berarti  ʺbatas”, struktur‐struktur ini membentuk semacam batas antara bagian otak yang lebih tinggi dan yang lebih rendah), terletak di bawah korteks
serebrum merupakan bagian penting dalam ingatan dan emosi. Dua struktur utamanya adalah amigdala dan hipo kampus (Wade & Tavris, 2007 ; King, 2010).

Amigdala (amygdala, berasal dari kata Latin kuno yang berarti  ʺalmondʺ), bertanggung jawab atas pengevaluasian informasi‐informasi sensorik, menentukan secara tepat arti pentingnya sesuatu secara emosional, dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan awal untuk mendekati atau menjauhi sesuatu. Sebagai contoh, individu dengan segera dapat menilai ancaman atau bahaya. Amigdala juga memainkan peranan dalam ingatan yang bersifat emosional (Wade & Tavris, 2007).

Hipokampus (hippocampus, berasal dari bahasa Yunani yang berarti kuda laut, karena bentuknya mirip dengan kuda laut). Hipokampus merupakan ʺpintu gerbang menuju ingatanʺ. Hipo kampus memungkinkan individu membentuk ingatan spasial sehingga individu dapat menemukan jalan yang
harus ditempuh dalam lingkungannya (Maguire et al., dalam Wade & Tavris, 2007). Di samping itu, bersama dengan area‐area otak yang berdekatan, hipokampus memungkinkan individu membentuk ingatan‐ingatan baru mengenai fakta‐fakta dan kejadian‐kejadian, jenis informasi yang individu perlukan untuk mengenali sekuntum bunga, menyampaikan sebuah cerita, atau mengingat perjalanan selama liburan.

Informasi tersebut kemudian disimpan di lorteks serebral. Sebagai contoh, individu ingat bertemu dengan seseorang kemarin sore, berbagai aspek dari ingatan, informasi mengenai sambutan orang tersebut, nada suara, penampilan, dan tempat bertemu, mungkin disimpan di dalam lokasi yang berbeda dalam korteks (Damasio et al., Squire, dalam Wade & Tavris, 2007). Tanpa hipotalamus, informasi tersebut tidak akan sampai ke tempatnya (Mishin et al., Squire et al., dalam Wade & Tavris, 2007).

2) Talamus (thalamus)  

Talamus merupakan sumber input utama untuk korteks serebrum. Sebagian besar informasi sensorik masuk kedalam talamus lebih dahulu, yang kemudian akan diproses dan diteruskan ke korteks serebrum. Talamus akan mengarahkan pesan‐pesan yang masuk ke otak, ke area yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, pemandangan matahari terbenam akan mengirimkan sinyal sehingga talamus mengarahkannya ke area penglihatan (Wade & Tavris, 2007).

3) Ganglia basalis (basal ganglia).

Di atas talamus dan di bawah korteks serebrum terdapat ganglia besar, dari neuron yang disebut ganglia basalis. Terdapat tiga struktur pada basal ganglia, yaitu: nukleus kaudat, putamen, dan globus palidus. Basal ganglia memiliki banyak bagian yang saling bertukar informasi dengan bagian korteks serebrum yang berbeda. Hubungan tersebut paling banyak ditemukan pada bagian frontal korteks serebrum, sebuah bagian yang bertanggung jawab atas perencanaan rangkaian perilaku dan untuk beberapa aspek ekspresi memori dan emosional (Graybiel et al., dalam Kalat, 2010). Pada kondisi tertentu, seperti penyakit Parkinson dan Huntington, basal ganglia mengalami penurunan fungsi. Gejala yang paling terlihat adalah gangguan pergerakan tetapi penderita juga menunjukkan ada‐
nya depresi, penurunan memori dan motivasi, serta gangguan perhatian (kalat, 2010).

4) Hipotalamus dan kelenjar hipofisis.  

Di bawah talamus terdapat sebuah struktur yang disebut hipotalamus
(hypothalamus; hipo berarti  ʺdi bawahʺ). Hipotalamus berkaitan dengan dorongan‐dorongan kelangsungan hidup individu maupun spesies, misalnya lapar, haus, emosi, seks, dan reproduksi.
Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan cara memicu timbulnya keringat atau menggigil. Di samping itu, hipotalamus juga mengontrol tugas yang kompleks dari sistem saraf otonomik (Wade & Tavris, 2007). Dihubungkan oleh batang pendek, menggantung dari hipotalamus, terdapat kelenjar endokrin yang disebut kelenjar hipofisis (pituitary gland). Kelenjar hipofisis sering juga disebut dengan istilah ʺmaster glandʺ  karena hormon‐hormon yang dikeluarkannya mempengaruhi berbagai kelenjar endokrin lainnya (Wade & Tavris, 2007).

5) Korteks serebral (cerebral cortex).  

Serebrum diselimuti oleh beberapa lapisan tipis yang tersusun padat yang disebut sebagai korteks serebral. Badan‐badan sel yang terdapat di korteks menghasilkan jaringan keabu‐abuan disebut sebagai  ʺsubstansi abu‐abuʺ (gray matter). Pada bagian‐bagian lain dari otak terdapat mielin yang panjang, yang menutupi akson,lebih menomjol dan membentuk  ʺsubstansi putihʺ  (white matter). Meski ketebalan korteks serebral hanya sekitar 3 milimeter (1/8 inci), korteks mengandung hampir tiga perempat dari seluruh sel otak yang ada. Korteks memiliki sejumlah celah dan kerutan, sehingga dapat menampung miliaran saraf. (https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/11538/8604)

Selanjutnya : Gelombang-Gelombang Otak

Related Posts

Post a Comment