Gelombang - Gelombang Otak

Gelombang‐gelombang Otak - Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi (naik‐turun). Gelombang listrik yang berfluktuasi ini disebut dengan gelombang otak (brainwave) (Pinel, 2009; Mustajib, 2010).

Pada 1929, Hans Berger, seorang psikiater Jerman, menemukan Electroencephalography(EEG). EEG adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur gelombang listrik yang dihasilkan otak (Mustajib, 2010).

Frekuensi otak manusia berbeda‐beda untuk setiap fase, sadar, rileks (santai), tidur ringan, tidur nyenyak, trance (keadaan tak sadarkan diri), panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, para ahli saraf (otak) sependapat bahwa gelombang otak berkaitan dengan kondisi pikiran. Jenis‐jenis frekuensi gelombangotak dan pengaruhnya terhadap kondisi otak manusia (Mustajib, 2010) adalah:

a.   Gamma (16 Hz ‐100 Hz)

Gamma adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktivitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil di muka umum, sangat panik atau ketakutan. Artinya, gamma menggambarkan kondisi seseorang dalam kesadaran penuh.

b. Beta (12 Hz – 19Hz)

Beta adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktivitas mental yang terjaga penuh, misalnya ketika sedang melakukan kegiatan sehari‐hari dan berinteraksi dengan orang lain.

c.   Sensory Motor Rhytm (12 hz – 16 hz)

Sensori motor rhytm atau biasa disebut SMR (masih termasuk dalam kelompok getaran lowbeta) adalah gelombang yang dapat membuat orang fokus atau berkonsentrasi. Bila seseorang tidak menghasilkan gelombang ini, otomatis ia tidak akan ampu berkonsentrasi. Contohnya, penderita epilepsi, ADHD (Attention Deficit and yperactivity Disorder), dan autis.

d.   Alfa (8 hz – 12 hz)

Alfa adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami relaksasi. Gelombang alfa merupakan ʺkewaspadaan yang rileksʺ  (relaxed alertness) atau kadang juga disebut  ʺkesadaran yang rileksʺ  (relaxed awareness) (Dryden & Vos, 2000). Orang yang memulai meditasi
ringan juga menghasilkan gelombang alfa.
Frekuensi alfa juga merupakan frekuensi pengendali dan penghubung pikiran sadar dan bawah sadar (Mustajib, 2010).

e.   Teta (4 hz – 8 hz)

Gelombang otak yang terjadi saat seseorang mengalami tidur ringan atau sangat mengantuk disebut gelombang teta.
Biasanya ditandai, ditandai dengan kondisi nafas yang melambat dan dalam. Selain dalam kondisi tertidur, beberapa orang juga dapat menghasilkan kondisi ini dalam kondisi tertentu. Misalnya, saat meditasi dalam, berdoa, atau menjalani ritual agama dengan khusyuk. Selain itu, orang yang mampu mengalirkan energi chi,prana, atau tenaga dalam juga dapat menghasilkan gelombang teta saat mereka latihan atau menyalurkan energi pada orang lain.

f.   Delta (0,5 hz – 4 hz)

Delta adalah gelombang otak yang memiliki amplitudo (simpangan terjauh dari titik keseimbangan pada getaran) yang besar dan frekuensi rendah, yaitu dibawah 3 hz. Bila seseorang tertidur lelap tanpa mimpi, otak akan menghasilkan gelombang ini. Fase delta juga disebut fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Sebab, saat tertidur lelap, tubuh akan melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan memproduksi sel‐sel baru. (https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/11538/8604)

Selanjutnya: Aturan Otak ( Brain Order)

Related Posts

Post a Comment